
Situasi pasca gempa di Negara Myanmar, Jumat (28/3/2025)
JAKARTA, INVESTIGASIMALUKU.COM – Pasca peristiwa Gempa berkekuatan 7, 7 magnitudo yang menimpah Negara Nyanmar menewaskan ribuan orang. Insiden ini memantik kebijakan Pemerintah Myanmar untuk mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari.
“ Myanmar mengumumkan tujuh hari berkabung nasional atas gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala richter yang melanda Myanmar bagian tengah pada hari Jumat,” bunyi keterangan media pemerintah Myanmar, MRTV, dilansir Anadolu Agency, Selasa (1/4/2025).
Pemerintah Myanmar mengumumkannya pada Senin (31/3/2025) waktu setempat. Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang selama masa berkabung untuk menghormati para korban.
Atas peristiwa naas itu, Tim Informasi Administrasi Negara Myanmar mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 2.056. Sekitar 3.900 orang terluka dan hampir 270 orang dilaporkan hilang.
Sebagai bentuk kemanusiaan atas tragedi itu, negara Rusia, India, Tiongkok, Thailand, PBB, UEA,serta negara lainnya telah mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan spesialis beserta bantuan kemanusiaan.
Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Myanmar terus bertambah. Pemerintah Myanmar mengatakan jumlah korban tewas kini mencapai lebih dari 2.000 orang.
“ Lebih dari 2.000 orang kini dipastikan tewas di Myanmar setelah gempa bumi terbesar melanda, “ bunyi keterangan pemerintah Myanmar dilansir CNN.
Dilansir Asscoicated Press (AP), upaya pengiriman bantuan ke Myanmar kini terhambat akibat pemadaman listrik hingga jaringan komunikasi yang bermasalah. Pemerintah Myanmar juga mengalami kekurangan alat berat sehingga operasi pencarian dan penyelamatan korban tidak maksimal.
Lebih dari 10.000 bangunan runtuh atau rusak parah di Myanmar bagian tengah dan barat laut. Satu gedung kelas prasekolah runtuh di distrik Mandalay menewaskan 50 anak dan dua guru.
Analisis kecerdasan buatan terhadap citra satelit Mandalay oleh Lab AI for Good milik Microsoft menunjukkan 515 bangunan mengalami kerusakan 80 hingga 100 persen dan 1.524 bangunan lainnya mengalami kerusakan 20 hingga 80 persen. (IM-N)