Kaum Perempuan Negeri Soya Ikut Sosialisasi Deteksi IVA
AMBON, INVESTIGASIMALUKU.COM – Infeksi Visual Asetat (IVA) atau Kanker Serviks masih menjadi momok yang menakutkan bagi kaum perempuan sampai saat ini, terutama Negeri Soya, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Olehnya itu, untuk memerlukan pemahaman tentang gejala penyakit tersebut, para kaum perempuan di Negeri setempat mengikuti kegiatan sosialisasi pendeteksian dini IVA. Kegiatan yang digelar Pemerintah Negeri Soya dan Puskesmas Kayu Putih ini dipusatkan di balai Desa Negeri Soya, Jumat (16/8/2024.
Raja Negeri Soya, Herve. R. J. Rehatta dalam kesempatannya mengajak para kaum perempuan berpartisiapasi untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan sebagai upaya pencegahan dini dalam mengantisipasi keberadaan Kanker Serviks yang mengancam jiwa, khususnya kaum perempuan.
“ Kegiatan ini harus dilaksanakan sebagai upaya Pemerintah Negeri Soya untuk memberikan kesadaran akan pentingnya memperhatikan kebersihan diri, sehingga dapat terhindar dari penyakit yang mematikan. Jika secara dini kita mengetahui terhadap suatu penyakit, maka akan semakin mudah upaya untuk mencegah atau mengobatinya, “ ucap Rehatta dalam sambutannya, Jumat (16/8/2024).
Kata Rehatta, penderita yang terinfeksi virus HPV tidak merasakan gejala. Dalam beberapa tahun akan terjadi kelainan pada leher rahim (Lesi Prakanker) yang apabila tidak ditemukan dan diobati dapat berubah menjadi kanker leher rahim.
Karena itu, lanjut dia, seorang perempuan beresiko mengalami IVA atau kanker serviks disebabkan oleh beberapa faktor yakni, aktivitas seksual sebelum usia 20 tahun, berganti-ganti pasangan seksual, terpapar infeksi yang ditularkan secara seksual (IMS), ibu atau kakak yang menderita kanker serviks, papsmear sebelumnya yang abnormal, perokok aktif maupun pasif dan penurunan daya tahan tubuh (HIV/AIDS, penggunaan kortikosteroid lama).
“Apa gejalanya? Untuk gejala dini sering tidak ada gejala atau tanda khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali. Pada stadium lanjut, akan terjadi pendarahan sesudah senggama, keluar keputihan atau cairan encer dari vagina, pendarahan sesudah menopause. Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil,” paparnya.
Upu Latu ini menambahkan, kanker serviks merupakan kanker paling sering yang ditemukan pada perempuan. Oleh karena itu, dia mengajak agar kaum perempuan di Negeri yang dipimpinnya itu lebih intensif melakukan skrining kanker leher rahim.
“ Jangan menunggu sampai ada keluhan. Datang dan periksa di tempat pemeriksaan Pap Smear atau IVA dan jika ditemukan Lesi Prakanker, maka ikutilah saran dari petugas Kesehatan. Apabila diperlukan, pengobatan jangan ditunda, karena pada tahap ini tingkat kesembuhannya hampir seratus persen,” tandasnya.
Sementara itu, Dokter Metehoky menjelaskan penyebab munculnya kanker serviks pada perempuan lebih dari 95 persen berkaitan dengan inveksi HPV (Human Papiloma Virus).
“ Penyebab kanker Serviks ini lebih dari 90 persen berkaitan dengan HPV, “ singkatnya.
Hal senada diungkapkan, Bidan Soumahu. Menurutnya, kanker serviks menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia, bahkan kurang lebih 40 ribu kasus baru setiap tahun dan setiap hari ditemukan 109 kasus baru di Indonesia.
“ Penyakit nomor 1 penyebab kematian di Indonesia karena kanker. Dan setiap hari ada 20 kasus kematian akibat kanker leher rahim di Indoensia,” jelas Soumahu.
Sekedar informasi, dalam kegiatan sosialisasi itu, Pemerintah Negeri Soya menghadirkan dua pemateri dari Puskesmas Kayu Putih diantaranya, Dokter Jessica. T. Metekohy dan Bidan Mathelda. F. Soumahu.
Kegiatan ini mendapat atensi dan apresiasi dari para peserta (perempuan). Setelah pemaparan materi, banyak peserta yang berdiskusi sehingga mereka lebih memahami penyakit yang menakutkan itu. Selain itu, mereka juga dengan mudah memahami langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk kemudian dapat disosialisasikan kepada remaja putri mereka. (IM)