
Jenazah Almarhum Masrizal, S.Pd Bin Almarhum Mardanus dimakamkan di TPU Desa Waegeran, Kabupaten Buru
NAMLEA, INVESTIGASIMALUKU.COM – Kabar duka menyelimuti Dinas Pendidikan Provinsi Maluku dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Buru setelah Masrizal, S.Pd Bin Almarhum Mardanus dikabarkan meninggal dunia.
Kepala SMAN 9 Buru ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namlea, Desa Lala, Kecamatan Namlea Kabupaten Buru pada Selasa (6/5/2025) sekira pukul 4.55 WIT. Jenazah Almarhum kemudian dibawa pulang ke rumahnya yang beralamat di Desa Waegeren, Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru.
Putra pertama dari pasangan suami istri Mardanus dan Samsuniar ini lahir di DKI Jakarta Raya tanggal 11 Setember 1969 dan meninggal 6 Mei 2025. Ia pertama kali menempuh pendidikannya di SD Alhilaal Bersubsidi Namlea, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 1 Namlea selanjutnya masuk di bangku SMA Negeri 1 Namlea dan melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Pattimura Ambon.
Almarhum meninggalnya istrinya Rumiati dan empat anak, M H. Andalas Putra, Puspita Nurul Adinda, Puan Maharani dan Aska Nusa Bakti. Semasa hidupnya, almarhum yang dikenal ramah dan tegas. Banyak karier pendidikan yang sudah dilaluinya.
Hingga di usia terakhinya, almarhum mengabdi selama 21 tahun, 5 bulan dan 5 hari. Pengabdiannya dimulai dari seorang guru (tenaga pendidik) di SMA Negeri 2 Buru dan SMA Negeri 3 Buru tahun sejak tahun 2003 sampai tahun 2012.
Almarhum dikenal sebagai sosok kepala sekolah yang loyal, disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas baik di sekolah maupun tugas lain dari pimpinannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, kariernya semakin gemilang di dunia pendidikan, hingga akhirnya di tahun 2012-2023 ia percayakan menjabat Kepala SMA Negeri 6 Buru yang beralamat di Desa Widit, Kecamatan Waelata Kabupaten Buru.
Di sekolah tersebut, almarhum Masrizal memulai kepemimpinannya sebagai seorang kepala sekolah selama sebelas tahun lamanya. Waktu pengabdian yang begitu panjang ini, almarhum dan berkomitmen untuk memajukan sekolah yang dipimpinnya itu dengan berbagai inovasi sesuai dengan perkembangan pendidikan.
Jabatan kepala sekolah bukanlah sebuah jabatan yang dinamis. Karena itu, untuk melakukan penyegaran dan perubahan pendidikan, terjadilah rotasi jabatan sehingga pada tahun 2023-2025 ia dimutasikan untuk menjadi kepala sekolah di SMA Negeri 9 Buru, Desa Grandeng, Kecamatan Lolongguba Kabupaten Buru.
Rasanya kepergian almarhum itu sulit di terima oleh oleh istri dan anaknya serta rekan – rekan kepala sekolahnya. Betapa tidak, sebelum meninggal, kepala SMA Negeri 3 Buru ini sempat mengikuti upacara hari pendidikan nasional (Hardiknas) yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Buru tanggal 3 Mei 2025 bersama pimpinan cabang dinas serta kepala SMA dan SMK se- Kabupaten Buru.
Di kegiatan Hardiknas Almarhum sempat mendampingi siswa nya dalam memperagakan tarian Sahureka – reka asal Maluku itu di lapangan sekolah tersebut. Namun tak disamgka upacara Hardiknas 2025 yang dihadirinya itu merupakan waktu terakhirnya untuk bercerita, bercanda dan tertawa dengan Kepala Cabang Pendidikan Menengah dan Khusus Kabupaten Buru, Ibrahim Sukunora dan rekan – rekan kepala sekolahnya.
Sepulangnya dari upacara Hardiknas almarhum mulai merasa gejala sakit pada tubuhnya hingga sang istri tercintanya bersama anak – anaknya membawanya ke RSUD Namlea untuk mendapat perawatan intensif medis.
Sayangnya, meskipun pihak rumah sakit telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkannya, tapi kenyatannya berkata lain. Dimana pada Selasa 6 Mei 2025 sekira pukul 4.55 WIT menutup usia terakhirnya di RSUD Namlea.
Sebelum dikebumikan ke tempat pemakaman umum di Desa Waegeren sekira pukul 17.23 WIT, keluarganya menyerahkan jenazah Masrizal kepada Cabang Dinas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus provinsi Maluku Kabupaten Buru yang di pimpin oleh La Japu untuk upacara pelepasan kedinasan. Beberapa menit kemudian, jenazah almarhum diserahkan kepada keluarganya untuk dilakukan pemakaman. (…)